twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 14 September 2011

sains Berdasarkan Keyakinan & Sains Apa Isi dari Inti Bumi Kita?

Orang bisa berkhayal suatu saat nanti, manusia bisa melancong dengan bebas ke planet tetangga. Namun, melancong ke inti Bumi merupakan suatu kemustahilan.

Menjelajah kedalaman laut atau hutan tak tertembus termasuk hal yang masih mungkin dilakukan namun tak begitu dengan menjelajah inti Bumi. Pengeboran terkeras hanya mampu menembus di kedalaman 12 km dan itu hanya 0,2% radius Bumi.

Setelahnya, panas tinggi akan menyerang dan membuat apa pun meleleh. Tekanan dan suhu ekstrim interior planet ini permanen jauh dari jangkauan. Karenanya, Bumi selalu memiliki ‘keajaiban’ yang mampu mempesona manusia.

Inti Bumi sendiri memerankan pusat di banyak kosmologi dan kepercayaan tradisional. Terbaru, sedikit demi sedikit sains mulai memahaminya. Berikut pandangan kronologis pemahaman evolusi manusia dari dunia panas di bawah kaki manusia.





Lubang Neraka
Pandangan tradisional yang banyak menyebar menyatakan, inti Bumi adalah danau api tempat orang jahat tinggal untuk selamanya atau biasa disebut neraka. Mengabaikan sisi kehidupan setelah meninggal, penggambaran neraka yang ada akurat dengan inti Bumi.

Mengejutkan memang, banyak keyakinan dan kosmologi menggambarkannya dengan benar, yakni berupa letusan gunung api yang bisa disajikan di budaya kuno dengan pandangan menakutkan api neraka.

Pada kenyataannya, belerang yang menjadi metafora Neraka di Injil Kristen hanyalah sejenis batu yang biasa ditemukan di gunung api.



Kura-kura dunia

Banyak budaya Asia Timur dan Amerika asli tak menggambarkan interior Bumi seperti neraka. Gantinya, mereka menggambarkannya sebagai kura-kura raksasa yang disebut ‘kura-kura dunia’. Kura-kura ini menopang Bumi di punggungnya.

Beberapa variasi mitos ini menyebutkan, kura-kura ini diganti gajah dalam mitos Hindu namun beberapa sejarawan menggambarkan, dunia berada di atas punggung gajah yang berdiri di atas kura-kura.

Awal mulanya di 1931, antropolog Frank Speck mempelajari mitos ini dari Delaware India yang meyakini kura-kura mewakili sifat tekun dan panjang umur.

Fisikawan Stephen Hawking memiliki anekdot terkenal mengenai mitos ini, yakni kura-kura berdiri di punggung kura-kura lain yang berdiri di kura-kura lainnya lagi dan semuanya adalah kura-kura.



Inti emas

Geolog Bernard Wood dari University of Oxford memperkirakan, ada 1,6 kuadriliun ton emas di inti Bumi dan jumlah ini cukup untuk menyelimuti permukaan planet dengan emas setebal 0,5 meter.

Menurutnya, jumlah emas yang ada enam kali lebih banyak dari platina, nikel, niobium, dan elemen besi lainnya.

Hipotesa geolog ini muncul setelah ia meneliti konten besi pada meteorit yang serupa ‘planetismal,’ benda langit kecil bertubrukan pembentuk Bumi. Wood menemukan banyak emas pada meteorit ini.



Lapisan bawang

Kerak Bumi seolah membisikkan rahasia apa yang ada di bawahnya. Saat ada gempa, gelombang seismic memantul melewati Bumi dan memantulkan kerak, mantel, inti luar dan dalam kemudian terekam seismogram di seluruh dunia. Kemudian, ilmuwan melacak ulang untuk membuat peta interior Bumi.

Hasilnya, ditemukan sebuah bola besi dan nikel solid di intinya. Meski diyakini memiliki suhu 5.500 C, inti Bumi juga memiliki tekanan tinggi yakni lebih dari tiga juta kali atmosfer permukaan planet ini. Tekanan ini akan membuat suhu pada titik besi meleleh.

Menurut geolog Caltech David Stevenson, lapisan cairan terluar sebesar 95% total volum inti. Mantel terletak pada 3.500 km di luar inti Bumi. Batu tebal ini menyumbang 84% total volume planet dan mantel ini dilapisi kerak tipis tempat tinggal manusia.



Bola Kristal

Bukti menunjukkan, inti Bumi bukanlah bagian homogeny. Ilmuwan menyadari gelombang seismic yang melewati inti lebih cepat dari satu kutub ke lainnya.

Artinya, inti Bumi memiliki struktur yang berbeda arah satu sama lain. Para ahli yakin, hal ini disebabkan karena inti Bumi terbuat dari kristal yang tertata di kutub magnet Bumi.

Geofisikawan Ronald Cohen dari Carnegie Institute menemukan, gelombang horizontal dan vertical membuat atom nikel dan besi tercampur dua jenis kristal yang membuatnya memiliki struktur heksagonal dan kubus.

Menurut Cohen, kristal ini mungkin ditata berlawanan di inti Bumi tempat tekanan tertinggi. Lebih jauh, “Mungkin ada cairan di antaranya”.



Hutan terlarang

Geolog Jepang Kei Hirose baru-baru ini melakukan percobaan mereplika kondisi di inti Bumi dalam skala kecil di lab.

Menggunakan catok, alat seperti penjepit, ia memanaskan besi nikel pada suhu 4.500 Celsius dan tekanan atmosfer tiga juta kali.

Berdasarkan apa yang terjadi, ia menyatakan, kristal dalam inti Bumi setinggi 10 km. Hirose pun menggambarkannya sebagai 'hutan kristal'.

Sumber :
inilah.com

Jumat, 02 September 2011

Sejarah Mengapa 1 Menit = 60 Detik

Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, jadi mereka berhitung dengan basis 60 atau disebut juga Sexagesimal.

http://lh3.ggpht.com/-_Yv0a9pNyKM/TllCN4HOjVI/AAAAAAAAMFA/zkV0T45JvN4/time-warp_thumb%25255B23%25255D.jpg?imgmax=800

Alasan kenapa digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6.

Jadi dengan mudah kita bisa terbayang: 1/2 jam = 30 mnt, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit, dst. Bayangkan kalau satu jam = 100 menit, berarti 1/3 jam = 33,333 mnt??? Kalo kata orang, itu ngga bunyi …

Kalo kata matematisnya, 60 itu highly composite number, atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.


Detik

Detik atau sekon adalah satuan waktu dalam SI (Sistem Internasional, lihat unit SI) yang didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin.

Dalam penggunaan yang paling umum, satu detik adalah 1/60 dari satu menit, dan 1/3600 dari satu jam.


Sejarahnya

Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "second minute" (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama dikenal sebagai "prime minute" (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang.

Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di dalam satu menit.

Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60).

Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.

Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan sebagai standar waktu.

Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke-18 dan 19.

Dengan demikian detik didefinisikan sebagai 1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.

Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris.

Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.

Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.

Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.

Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom.

Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai

Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.

Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat

Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.

Setiap orang wajib tahu waktu, oleh karena itu mari kita pelajari konversi atau perubahan waktu berikut ini :

1 Detik = Sama Dengan Seper 60 Menit (1/60 Detik)
1 Menit = Sama Dengan 60 Detik
1 Jam = Sama Dengan 60 Menit
1 Jam = Sama Dengan 3.600 Detik
1 Hari = Sama Dengan 24 Jam
1 Hari = Sama Dengan 1.440 Menit
1 Hari = Sama Dengan 86.400 Detik
1 Minggu = Sama Dengan 7 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 28 Sampai 31 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 4 Minggu
1 Caturwulan Atau Cawu = Sama Dengan 4 Bulan
1 Semester = Sama Dengan 6 Bulan
1 Tahun = 365 Sama Dengan Hingga 366 Hari
1 Tahun = Sama Dengan 12 Bulan
1 Dasawarsa = Sama Dengan 10 Tahun
1 Abad = Sama Dengan 100 Tahun

Sumber :
apasih.com